Langsung ke konten utama

Postingan

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah (RBC) atau eritrosit merupakan sel tubuh yang terspesialisasi untuk ransportasi oksigen (O2) dan karbokdioksida (CO2). Sel RBC atau eritrosit pada hewan mamalia berbentuk bikonkaf dan tanpa inti. Struktur ini meningkatkan luas permukaan untuk pertukaran gas dan fleksibilitas untuk melewati kapiler sempit (Pretini et al., 2019). Komponen utama RBC meliputi air (61%), protein (32%, sebagian besar hemoglobin), karbohidrat (7%), dan lipid (0,4%) (Olver et al., 2010). Struktur dan Fungsi Eritrosit Membran RBC terdiri dari protein dan lipid yang menjaga fleksibilitas serta integritas sel. Sitoplasma padat dengan hemoglobin, protein yang mengandung zat besi penting untuk pengikatan dan pengangkutan oksigen. Fungsi Utama 1.       Transportasi Oksigen: Hemoglobin mengikat oksigen di paru-paru dan mendistribusikannya ke jaringan. 2.       Pengangkutan Karbon Dioksida: RBC membawa karbon dioksida dari jaringan kembali ke...
Postingan terbaru

Kolik pada Kuda

  Kolik pada kuda mengacu pada rasa sakit perut yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang memengaruhi organ perut ( Bowden et al., 2020) . Penyakit gastrointestinal akut adalah penyebab paling umum dari kolik pada kuda. Kolik merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada kuda. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 20% kasus kolik yang muncul adalah kasus kritis yang memerlukan perawatan intensif, operasi, euthanasia, atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 16% dari kasus kolik berakhir dengan euthanasia atau kematian, menekankan bahwa kolik merupakan masalah kesehatan dan kesejahteraan yang signifikan bagi kuda ( Curtis et al., 2019). Penelitian lainnya menyebutkan bahwa k olik pada kuda dapat terjadi dengan frekuensi 3,5 hingga 10,6 kejadian per 100 ekor kuda per tahun. Angka ini bervariasi tergantung pada populasi kuda dan kondisi peternakan. Dalam sebuah penelitian, perbedaan antar peternakan menunjukkan insiden mulai dari 0 hingga 30 kejadian per 1...

Ketika Kecoa Bersekutu dengan Patogen: Bahaya yang Terabaikan

Kecoa  Kecoa (cockroach) adalah salah satu serangga yang sering mengganggu kehidupan manusia. Hewan ini telah menghuni bumi selama hampir 300 juta tahun, menjadikannya salah satu makhluk tertua di planet ini. Tersebar hampir di seluruh dunia, kecoa lebih menyukai lingkungan hangat dan lembap, sehingga jarang ditemukan di daerah kutub. Di Indonesia, kecoa yang sering ditemui meliputi kecoa Amerika ( Periplaneta americana ), kecoa Jerman ( Blattella germanica ), dan kecoa Oriental ( Blatta orientalis ) ( Ifeanyi & Olawumi, 2015).  Selain jenis umum tersebut, Indonesia juga menjadi rumah bagi kecoa terbesar di dunia yang ditemukan di hutan Kalimantan Timur pada tahun 2004, dengan ukuran mencapai 8 cm. Secara fisik, kecoa memiliki tubuh pipih, antena panjang, serta kaki kuat. Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat terang hingga hitam, tergantung spesies. Struktur tubuh dan kemampuan adaptasinya memungkinkan kecoa bertahan dalam berbagai kondisi, bahkan di lingkungan ekstrem ( ...

Facial Dermatitis pada Kucing Persian dan Himalayan

  Facial Dermatitis  kucing Persia. Kotoran yang melekat dan berwarna gelap seperti lilin menutupi bulu wajah. Peradangan relatif sedang, meskipun terdapat banyak kotoran ( Gross et al., 2005) Facial Dermatitis pada kucing Persia dan Himalaya adalah kondisi langka, kompleks, dan progresif yang menyerang area wajah. Kondisi ini ditandai dengan material hitam pada kulit dan bulu, eritema, serta ekskoriasi, dan sering kali disertai gejala lain seperti otitis eksterna dan infeksi sekunder. Penyebab pastinya belum diketahui, namun faktor genetik diduga berperan. Facial dermatitis ini biasanya ditemukan pada kucing Persia muda berusia antara 10 bulan hingga 6 tahun, dengan usia rata-rata berkisar 2,5 tahun, dan lebih sering terjadi pada kucing jantan dibandingkan betina ( Gross et al., 2005).   Facial Dermatitis  pada kucing Persia. Debris yang melekat lebih sedikit dibandingkan dengan kucing pada gambar sebelumnya. Terdapat ekskoriasi traumatik dan alopesia, yang mengi...

Endometritis pada Peternakan Sapi: Tantangan Reproduksi dan Strategi Penanganan

Endometritis pada Peternakan Sapi: Tantangan Reproduksi dan Strategi Penanganan   Endometritis didefinisikan sebagai peradangan pada endometrium, lapisan terdalam dari dinding rahim. Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai endometritis klinis, yang terlihat jelas dan mudah dideteksi, dan endometritis subklinis, yang tidak terlalu terlihat namun tetap signifikan. Endometritis klinis ditandai dengan tanda-tanda peradangan yang terlihat, seperti edema, eritema, dan eksudat pada vagina atau pada apusan serviks. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan infeksi bakteri, yang sering kali disebabkan oleh patogen umum seperti Campylobacter foetus , Brucella sp. , Vibrio sp. , Trichomonas foetus , E. coli , Staphylococcus , Streptococcus , dan Salmonella . Bakteri dari vagina dapat masuk secara asenden ke rahim, terutama selama inseminasi buatan (IB) atau proses kelahiran. Ketika jumlah bakteri yang masuk ke uterus terlalu banyak, peradangan pun terjadi. Sebagian besar kasus endometritis d...