Langsung ke konten utama

Kasus Periodontal pada Hewan Kesayangan

Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang umum terjadi pada hewan kesayangan, terutama anjing dan kucing. Infeksi bakteri seperti Porphyromonas gulae dan Porphyromonas gingivalis berperan dalam perkembangan penyakit ini. P. gulae sering terdeteksi pada anjing dan kucing dengan penyakit periodontal yang parah, termasuk kehilangan gigi dan peradangan mulut yang signifikan (Pérez-Salcedo et al., 2013). Sementara itu, P. gingivalis, meskipun lebih sering dikaitkan dengan manusia, juga ditemukan pada kucing dan berkontribusi terhadap masalah kesehatan mulut yang serupa (Pérez-Salcedo et al., 2015).

Diagnosis dan Perawatan Diagnosis infeksi bakteri Porphyromonas pada anjing dan kucing dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain:

  • Pemeriksaan fisik rongga mulut oleh dokter hewan.
  • Kultur bakteri dari plak atau jaringan periodontal yang terinfeksi.
  • Teknik molekuler seperti PCR untuk identifikasi spesifik spesies Porphyromonas.
  • Radiografi gigi untuk menilai tingkat kerusakan tulang akibat infeksi.

Perawatan penyakit periodontal sering kali melibatkan pembersihan gigi profesional oleh dokter hewan untuk menghilangkan plak dan kalkulus. Terapi antibiotik seperti pradofloxacin dan cefovecin terbukti efektif dalam mengatasi infeksi ini (Senhorinho et al., 2012). Selain itu, catechin dari teh hijau telah menunjukkan kemanjuran dalam mengurangi kelangsungan hidup P. gulae dan P. gingivalis serta pembentukan biofilm yang terkait dengan respon inflamasi.

Pencegahan Mengingat sifat penyakit periodontal yang tidak dapat disembuhkan, tindakan pencegahan sangat penting. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini antara lain:

  • Menyikat gigi hewan peliharaan secara rutin dengan pasta gigi khusus hewan.
  • Memberikan mainan kunyah yang membantu mengurangi plak.
  • Memastikan pola makan yang mendukung kesehatan gigi.
  • Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala ke dokter hewan.

Potensi Zoonosis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa spesies Porphyromonas dari rongga mulut anjing dan kucing dapat menimbulkan risiko pada manusia, terutama melalui luka gigitan (Ozavci et al., 2023). Oleh karena itu, pengelolaan infeksi ini pada hewan peliharaan sangat penting untuk mengurangi potensi penularan ke manusia.

Kesimpulan Infeksi bakteri Porphyromonas pada anjing dan kucing merupakan masalah kesehatan mulut yang umum tetapi sering kali diabaikan. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan periodontal yang serius. Oleh karena itu, perawatan gigi yang rutin dan kontrol kesehatan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih parah.

 

Daftar Pustaka

1.    Ozavci V, Dolgun HTY, Kirkan S. 2023. Presence of zoonotic black-pigmented periodontal pathogens in the oral microbiota of pet and stray cats. Vet Med (Praha). 2023 Feb 20;68(2):62-68. doi: 10.17221/59/2022-VETMED. PMID: 38332760; PMCID: PMC10847818.

2.    Pérez-Salcedo L, Herrera D, Esteban-Saltiveri D, León R, Jeusette I, Torre C, O'Connor A, González I, González I. 2013. Isolation and identification of Porphyromonas spp. and other putative pathogens from cats with periodontal disease. J Vet Dent. 2013 Winter;30(4):208-13. doi: 10.1177/089875641303000402. PMID: 24660305.

3.    Pérez-Salcedo L, Laguna E, Sánchez MC, Marín MJ, O'Connor A, González I, Sanz M, Herrera D. 2015. Molecular identification of black-pigmented bacteria from subgingival samples of cats suffering from periodontal disease. J Small Anim Pract. 2015 Apr;56(4):270-5. doi: 10.1111/jsap.12319. PMID: 25819443.

Senhorinho GN, Nakano V, Liu C, Song Y, Finegold SM, Avila-Campos MJ. 2012. Occurrence and antimicrobial susceptibility of Porphyromonas spp. and Fusobacterium spp. in dogs with and without periodontitis. Anaerobe. 2012 Aug;18(4):381-5. doi: 10.1016/j.anaerobe.2012.04.008. Epub 2012 May 17. PMID: 22609780

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stud tail ( Feline Tail Gland Hyperplasia)

Pernah punya kucing yang ekornya selalu kotor berwarna hitam , kadang berkerak, bahkan sampai bisa menyebabkan kebotakan? Klo teman-teman punya kasus serupa ini biasa disebut Stud tail   atau istilah kerenya Feline Tail Gland Hyperplasia. Pengertian Kasus Stud Tail merupakan suatu kondisi ketika ekor kucing jantan memiliki kelenjar Apokrin ( keringat )   dan kelenjar Sebaceus ( minyak) yang aktif pada bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan hipersekresi lilin yang membuat lesi kucing menjadi berkerak dan membuat kerontokan pada rambut (bulu). Jika kondisi ini sudah parah, maka bisa membuat ekor kucing menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan menyebabkan bau tak sedap. Kasus ini umumnya terjadi pada kucing jantan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kucing betina. Selain di bagian ekor kondisi ini juga bisa terjadi dibagian bawah dagu kucing. Penyebab Pada kasus ini ternjadi hiperplasia pada kelenjar sebaceus dan apokrin sehingga terjadi...

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Jenis-Jenis Domba Di Dunia

Kelompok hewan ruminansia merupakan kelompok yang tergolong cukup banyak di domestikasi atau dimanfaatkan oleh manusia. Hewan ini dapat dijadikan sebagai sumber protein hewani yaitu diambil daging dan susunya, sebagai bahan pembuat pakaian (wol) atau sebagai pekerja. Ada beberapa jenis hewan yang termasuk dalam kelompok hewan ruminansia antara lain: Sapi, Kerbau, Kambing, dan Domba.