Langsung ke konten utama

Dari Sayap Burung ke Sayap Pesawat: Melepas Bumi Menyentuh Langit

Pesawat terbang tinggi, meninggalkan bumi membelah langit, mencapai batas angkasa. Sepotong besi yang pernah dianggap mustahil untuk terbang bebas tanpa batas. Pesawat adalah bukti imajinasi manusia yang bisa nyata, dan selalu membuat manusia terpesona. Pesawat lahir dan tumbuh dari inspirasi alam yang mendalam. Burung adalah inspirasi yang menjadi tujuan manusia untuk bisa terbang.

Sejak zaman kuno, manusia memandang burung dengan kekaguman, melihat kemampuan mereka melayang di udara seolah melanggar hukum gravitasi. Desain sayap burung, bentuk tubuh yang aerodinamis, dan pola terbang mereka menjadi panduan penting bagi para ilmuwan dan insinyur yang akhirnya menciptakan pesawat terbang. Namun, meskipun pesawat meniru prinsip-prinsip dasar aerodinamika burung, teknologi manusia melangkah lebih jauh. Manusia tidak hanya ingin terbang seperti burung, tetapi juga melampaui kecepatan, ketinggian, dan jangkauan yang dimiliki burung.

Meskipun pesawat adalah puncak kecanggihan teknologi, setiap penerbangan tetap membawa kita pada momen keheningan dan kepasrahan. Ketika pesawat menembus awan dan membelah langit, kita tidak lagi sepenuhnya bergantung pada kemampuan manusia semata. Di tengah langit yang luas dan tak terbatas, setiap penumpang di pesawat, sesungguhnya menyerahkan nasib dan kehidupannya pada kekuatan yang lebih besar. Dalam ketinggian ribuan kaki, kita menyadari bahwa tidak ada yang benar-benar dapat dikendalikan selain rasa pasrah dan percaya kepada Tuhan.

Saat pesawat lepas landas, kita duduk di kursi, memercayakan hidup kita pada teknologi, keterampilan pilot, dan yang paling utama, pada kehendak Tuhan. Seperti burung yang terbang dengan naluri dan kepercayaan pada alam, manusia juga terbang dengan kepercayaan yang tak terlihat. Teknologi, secanggih apa pun, memiliki batas. Pada akhirnya, manusia tunduk pada takdir yang ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.

Dalam penerbangan, kita menyadari betapa kecilnya kita di hadapan alam semesta dan betapa besar kekuatan Tuhan yang mengatur segala sesuatu. Pesawat bisa mengangkat kita ke langit, namun kepasrahan dan harapan pada Tuhanlah yang menjaga kita selama berada di udara. Dengan setiap lepas landas dan pendaratan yang selamat, kita diingatkan bahwa hidup ini bukan sepenuhnya dalam kendali kita. Terbang menjadi simbol perjalanan spiritual—kita menyerahkan diri kepada Tuhan, sama seperti kita menyerahkan hidup kita saat menembus angkasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar diseluruh belahan dunia. Di ind

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Abses pada sapi

Sapi perah Abses merupakan salah satu masalah yang cukup sering terjadi pada sapi perah. Kondisi abses banyak terjadi pada peternakan sapi perah yang memiliki tingkat sanitasi kandang yang rendah. Abses merupakan kumpulan nanah (netrofil yang mati) yang berada dalam kavitas jaringan tubuh yang biasanya pada daerah kulit dan menimbulkan luka yang cukup serius karena infeksi dari bakteri pembusuk . Abses itu sendiri merupakan reaksi ketahanan dari jaringan untuk menghindari menyebar nya benda asing di tubuh. Pada abses terdapat nanah yang terlokalisasi dan dikelilingi oleh jaringan yang meradang . Gejala khas abses adalah peradangan, merah, hangat, bengkak, sakit, bila abses membesar biasanya diikuti gejala demam, selain itu bila ditekan terasa adanya terowongan (Boden 2005).