Sterilisasi
pada Hewan? Pentingkah?
Pernahkah kita menemukan anak kucing di jalan, disemak, atau bahkan didepan rumah? Parahnya, anak kucing yang ditemukan ini biasanya baru lahir atau baru berumur beberapa hari.
Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, mulai dari
pemilik yang tidak bertanggung jawab, atau orang disekitar kucing tersebut yang
tidak menginginkan ada kucing baru dilingkunganya. Biasanya kita menyebut
kondisi ini dengan MBA, merujuk pada kondisi kehamilan yang tidak di inginkan.
Ya salah satu solusi yang bisa di lakukan untuk
mencegah kondisi ini ialah dengan Sterilisasi
Apa yang sih itu Sterilisasi? Sterilisasi
adalah operasi
pengangkatan organ reproduksi pada hewan kesayangan agar mereka tidak dapat
berkembang biak lagi. Pada hewan jantan disebut
dengan kastrasi / orchiectomy, sedangkan pada betina disebut ovariohysterectomy
(OH).
Apa saja manfaat Sterilisasi? Manfaat
sterilisasi pada hewan sangatlah banyak seperti mengurangi stres akibat tidak
kawin, mengurangi resiko-resiko penyakit reproduksi seperti infeksi rahim,
tumor, dan penyakit-penyakit lainya yang
disebabkan ketidak stabilan hormonal. Pada hewan jantan, sterilasi dapat
menekan prilaku menandai wilayah (pipis di sembarang tempat).
Apakah sterilisasi tidak menyiksa
hewan? Tentu saja tidak. Prinsip sterilisasi yang benar akan dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah ilmiah, dimana seminimal mungkin menyebabkan rasa sakit.
Apakah ada efek pasca Sterilisasi? Untuk
jantan resiko sangat minim, karena proses cepat dengan perlukaan yang sangat
sedikit. Untuk betina resiko operasi tentu saja ada, makanya harus dipastikan
sebelum dilakukan sterilisasi hewan dalam kondisi yang benar-benar sehat.
Ya sterilisasi merupakan sebuah solusi dimana kita
menginginkan hewan kita lebih sejahtera. Jangan sampai karena kita tidak
sanggup merawat kita harus memisahkan anak dan induknya.
Dengan memisahkan induk dengan anaknya maka kita
sebenarnya sudah menyengsarakan hewan tersebut, baik induk maupun anaknya. Buat
induk, terpisah dari anak merupakan sebuah traumatik yang bisa berdampak secara
psikologis. Induk akan menjadi lebih sensitif, hewan menjadi tidak mau makan
dan parahnya bisa menyebabkan stres yang berujung kematian. Dampak lainya pada
induk ialah bisa menyebabkan kasus klinik mastitis, yaitu peradangan pada
ambing karena tidak menyusui anak. Dampak pada anaknya lebih menyedihkan lagi.
Anak kucing yang terpisah dari induk kemungkinan kematianya sangatlah tinggi. Karena
tidak bisa mendapatkan makanan dan kehangatan dari sang induk
Buat orang-orang yang suka membuang anak kucing,
bertobatlah karena anda sudah berbuat hal yang sangat kejam, bayangkan anda di
pisahkan dengan orang tersayang ketika sedang membutuhkan.
Sebelum kita memilihara seekor hewan, kita harus sudah
memikirkan konsekuensi apa yang akan kita dapatkan. Jangan biarkan kita putus
ditengah jalan, dan mentelantarkan hewan yang kita sudah dapatkan.
Preventive
health care can help your pet live a happy and healthy life
Bila ada pertanyaan silahkan koment di sini
BalasHapus