Bercerita tentang kuda tentu merupakan sebuah hal yang sangat menarik. Hewan ini memiliki daya tarik yang magis yang membuat setiap orang yang melihatnya menjadi terpesona dan terpana. Seperti cinta pada pandangan pertama.
Kuda merupakan sahabat manusia yang sudah sangat lama didomestikasi, berkisar 3500 Sm (sebelum Masehi) di Botai, Asia Tengah. Fungsi dari kuda bagi manusia juga beragam, mulai sebagai alat transportasi, pembawa barang, sebagai media olahraga, atau sekedar sebagai hiburan.
Dengan beragam fungsi dan manfaat maka akan panjang bila kita membahas secara rinci terkait kuda. Kali ini kita akan membahas kuda dari sudut pandang budaya.
Sulawesi selatan khususnya daerah Jenponto dan sekitar merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat lekat dengan budaya kuda. Lekatnya budaya kuda ini sangat terlihat dengan julukan Jeneponto sebagai kota kuda.
Sebagai ikon budaya di Jeneponto, kuda dimanfaatkan untuk beberapa hal. Pertama kuda dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Sangat mudah menemukan warung makan yang menyediakan daging kuda dikota ini. Disetiap pesta pernikahan atau hajatan umumnya akan disediakan daging kuda. Istilahnya Pesta Tanpa Daging Kuda itu ibarat makan tanpa garam.
Selain digunakan sebagai pangan, masyarakat Jeneponto juga sangat senang memilihara kuda.
Kuda yang dipelihara selain digunakan sebagai bahan pangan juga di gunakan untuk pacuan atau sekedar tunggangan. Pemeiliharaan kuda ini juga menjadi sebuah symbol kemapanan. Semakin banyak kuda yang dipelihara, dan semakin banyak kuda yang dipotong dalam sebuah pesta sukuran maka semakin mapan dan semakin tinggi status sosialnya.
Pacuan kuda tradisional juga lekat dengan budaya masyarakat jeneponto. Pacuan menjadi media hiburan dan ajang silaturahmi antar warga, bukan hanya sebatas turnamen kejuaraan. Tradisi pacuan kuda bermula dari zaman kerajaan Gowa, dimana masyarakatnya dekat dengan kuda. Kuda merupakan hewan peliharaan umum yang biasa dijadikan alat transportasi saat itu. Pada waktu luang, masyarakat membuat hiburan berupa pacuan kuda. Kearifn lokas ini kemudian diturunkan secara turun menurun dan dipertahankan sebagai sebuah kebiasaan dan budaya masyarakat jeneponto.
Lekatnya hubungan kuda dengan masyarakat jeneponto terlihat juga dari adanya pasar hewan yang khusus untuk kuda. Pasar kuda jeneponto merupakan satu-satu pasar hewan yang khusus memperdagangkan kuda di Sulawesi Selatan. Pasar ini tepatnya berada di Keluruhan tolo, Kecamatan Kelara, Jeneponto. Walaupun hanya dilaksanaka seminggu sekali, aktivitas ekonomi di pasar ini tentu menjadi sebuah hal yang unik yang belum tentu ditemukan ditempat lain.
Sebagai penutup, meminjam kata dari Pramoedya Ananta Toer “Kau harus berterimakasih pada segala hal yang memberimu kehidupan sekalipun dia hanya seekor kuda”
Sampai jumpa kembali
https://www.alovet.web.id/2013/03/ayo-lebih-dekat-dengan-kuda.html bisa diliat juga
BalasHapus