Kerbau…… Tentu kalian
semua kenal akan hewan yang satu ini?
Kerbau rawa |
Kerbau adalah binatang bertulang besar, agak kompak (masif) dengan badan tergantung
rendah pada kaki-kaki yang kuat dengan kuku-kuku besar.
Hewan ini tersebar hampir diseluruh belahan dunia Asia, Amerika
Selatan, Afrika Utara, dan Eropa.
Di Indonesia sendiri
secara garis besar terdapat dua subspecies kerbau yang banyak ditemukan yaitu Kerbau sungai (B. bubalis bubalis) yang berasal dari
Asia Selatan dan Kerbau rawa (B. bubalis carabanesis) yang berasal dari
Asia Tenggara.
Kerbau rawa memiliki ciri-ciri warna kulit abu-abu
kehitaman, tubuhnya pendek dan kekar, bentuk bulat, ukuran lingkar dada luas,
kaki pendek dan lurus, serta tanduk yang lebar dan melengkung. Lain halnya
dengan kerbau sungai yang memiliki ciri-ciri kulit yang berwarna hitam pekat,
tubuhnya padat dan pendek, leher dan kepala yang relatif lebih kecil,
punggungnya lebar, serta tanduk melingkar rapat seperti spiral.
Perbedaan keduanya juga terletak pada cara hidupnya. Kerbau
tipe sungai menyenangi air yang mengalir dan bersih, sedangkan kerbau tipe rawa
suka berkubang dalam lumpur, rawa-rawa dan air yang menggenang. Selain itu,
perbedaan kerbau rawa dan kerbau sungai juga terletak pada perbedaan jumlah
kromosomnya. Kerbau rawa memiliki 48 kromosom
sedangkan kerbau sungai memiliki 50 kromosom.
Kenapa kerbau suka berkubang?
Sumber : lifestyle.kompasiana.com |
Karena kerbau merupakan hewan
tropik yang memiliki daya tahan rendah terhadap panas. Zona nyaman untuk kerbau
berkisar 15,5 0C sampai 21 0C dengan curah hujan 500 sampai
2000 mm per tahun. Kerbau akan mengalami stres pada suhu di atas 240C.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup akibat lingkungan panas, ternak kerbau melakukan
adaptasi fisiologis melalui perubahan tingkah laku seperti berkubang atau berbaring
ditempat yang dingin.
Di indonesia, kerbau sudah ada sejak zaman dahulu, namun sering perkembangan
zaman kerbau mulai ditingkalkan. Data
dari Badan Pusat Statistik (2011) menyebutkan bahwa populasi kerbau yang ada
saat ini di Indonesia mencapai 1.3 juta ekor sedangkan populasi sapi potong
mencapai 14 Juta. Jauhh berbeda bukan?
Secara tradisional, pemanfaatan kerbau umumnya digunakan sebagai kerbau
tipe pedaging dan kerbau pekerja. Berbeda dengan kerbau rawa, kerbau sungai
lebih umum dimanfaatkan sebagai kerbau perah dan kerbau pekerja. Selain itu, di
beberapa daerah tertentu kerbau memiliki nilai spiritual yang tinggi. Di daerah
Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Tana Toraja kerbau jenis albino atau yang
lebih dikenal dengan kerbau belang (tedong bonga) dijadikan sebagai hewan
penting dalam upacara-upacara adat.
Kerbau
merupakan salah satu hewan asli
Indonesia yang memiliki potensi yang cukup besar sebagai pengahasil daging di
Indonesia.
Apalagi dengan
tingginya harga daging sapi saat ini, tentu konsumsi
daging kerbau perlu dipertimbangkan.
Saat ini tingkat
konsumsi daging kerbau masih sangat kecil hanya berkisar 2% dari konsumsi
daging nasional.
Tentu hal ini
disebabkan oleh salah satunya masyarakat sekarang lebih mengenal kerbau sebagai hewan pembajak
sawah dibandingkan dengan hewan konsumsi.
Padahal bila di
tinjau dari kualitas daging. Daging kerbau memiliki kualitas yang cukup
baik. Serat daging kerbau lebih besar daripada daging sapi. Walaupun jumlah protein
daging kerbau dan daging sapi sama, namun kandungan lemak daging kerbau jauh lebih sedikit dibandingkan dengan daging sapi.
Hal ini menunjukkan bahwa daging kerbau lebih sehat dibandingkan dengan daging
sapi.
Siap mengkonsumsi daging kerbau? Yukk kita mulai mengkonsumsi daging selain
sapi ……..
Viva Veteriner
dijelaskan lagi tingkah laku kerbaujakan oleh ker
BalasHapus