Langsung ke konten utama

Calon Dokter Hewan dari Generasi terbaik bangsa


Hmmmm..  udah lama juga gak nulis lagii...

Biasa saking sibuknya jadi mahasiswa Co As  (kasian banget udah tua masih ja jadi mahasiswa !! ckckc).
Kalo dipikir-pikir ternyata lama juga ya belajar di Fakultas Tercinta,  Fakultas Kedokteran Hewan.
Coba bayangin udah lima tahun!!  Lima Tahun!!!!!!!!   tapi masih aja betah ada di kampus.

Lulus Sarjana bukanya langsung kerja malah mesti lanjut ke program selanjutnya..  Lanjut ke Program yang namanya Co As  (nama resminya sih PPDH). 

Saat teman-teman IPB yang seangkatan dan beda jurusan udah pada lulus dan kerja, nah anak-anak FKH yang lanjutin Co AS masih aja berkutat dengan tugas, kampus dan kampus.. hmm.. berasa jadi orang yang gak lulus-lulus.

Nasip jadi anak FKH.

Untuk jadi seorang Dokter Hewan memang  gak mudah dan butuh perjuangan yang sangat luar biasa, butuh semangat dan kekuatan lebih untuk jadi seorang dokter hewan, makanya anak-anak FKH tuh pasti orang-orang super yang tahan segala macam cobaan.

Co AS ??  sebenarnya itu apa sih? Kegiatan apa sih itu??  hmmm pasti mahasiswa FKH pada tau doang.


Co As itu singkatan dari Co Asisten.. itu merupakan sebuah program untuk mendidik seorang dokter hewan. Program ini setara dengan program S2. Jadi yang masuk diprogram ini hanya orang-orang yang udah lulus S1. 


Co As alias program PPDH mengajarkan akan bagaimana seseorang harus menjadi Dokter Hewan yang profesional. Menjadi sorang Dokter Hewan yang akan benar-benar mampu mengahadapi segala permasalahan yang ada dilapangan yang ada kaitanya dengan kesehatan hewan.

Saking beratnya Beban yang harus dipikul oleh dokter hewan membuat program Co As benar-benar menjadi ajang latihan yang sangat penting. Latihan untuk menjadi seorang dokter hewan yang hebat tentunya.
Perjalanan dalam menapaki program ini kadang terasa cukup berat (Lebay mode on). Tapi semua itu tetap harus dijalani, semua ini tetap harus dilewati. Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Tidak ada perjungan tanpa pengorbanan. Semua itu harus diraih dengan kerja keras . Kerja keras

Saya yakin dan percaya, Saat ini mahasiswa yang sedang menjalani Co As Semua sedang berjuang, semua sudah berkorban. Menjalani masa-masa sulit nan menyenangkan. Kita semua yakin dan percaya,  didepan sana Kesuksesan sedang menanti. Kita tinggal terus berjalan maju dan melangkah kedepan meraih cita-cita dan angan bersama. Menjadi Dokter Hewan, Dokter dari generasi terbaik bangsa. Viva Veteriner

Komentar

  1. Rada............. kurqang begitu....

    BalasHapus
  2. aku suka banget sama blognya..
    isi blog dan postinganya bagus, menarik dan bermanfaat sakali..:)
    jangan lupa untuk terus menulis menulis yaa..^_^

    oia salam kenal,anak FKH ya?,temennya bang Asudomo,hehe
    kalau berkenan silahkan mampir ke EPICENTRUM
    folloback juga ya buat nambah temen sesama bloggerIPB,,tukeran link juga boleh,,makasih..^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar di...

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Stud tail ( Feline Tail Gland Hyperplasia)

Pernah punya kucing yang ekornya selalu kotor berwarna hitam , kadang berkerak, bahkan sampai bisa menyebabkan kebotakan? Klo teman-teman punya kasus serupa ini biasa disebut Stud tail   atau istilah kerenya Feline Tail Gland Hyperplasia. Pengertian Kasus Stud Tail merupakan suatu kondisi ketika ekor kucing jantan memiliki kelenjar Apokrin ( keringat )   dan kelenjar Sebaceus ( minyak) yang aktif pada bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan hipersekresi lilin yang membuat lesi kucing menjadi berkerak dan membuat kerontokan pada rambut (bulu). Jika kondisi ini sudah parah, maka bisa membuat ekor kucing menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan menyebabkan bau tak sedap. Kasus ini umumnya terjadi pada kucing jantan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kucing betina. Selain di bagian ekor kondisi ini juga bisa terjadi dibagian bawah dagu kucing. Penyebab Pada kasus ini ternjadi hiperplasia pada kelenjar sebaceus dan apokrin sehingga terjadi...