Langsung ke konten utama

Sejarah Sekolah Kedokteran Hewan dunia

Profesi Dokter hewan merupakan salah satu profesi yang terbilang cukup tua. Profesi ini dapat dikatakan sudah ada sejak zaman romawi kuno. Dimulai dengan adanya perawat kuda pada zaman romawi yang disebut `ferrier` yaitu perawat kuda, dari sinilah dimulai perkembangan ilmu kedokteran hewan  sehingga kata `ferrier` juga berkembang menjadi veterinarius atau veterinarian. Walaupun perkembangan ilmu kedokteran hewan sudah berlangsung cukup lama, namun secara resmi profesi dokter hewan baru ada pada tahun 1761, ditandai dengan berdirinya sekolah kedokteran hewan pertama di dunia yaitu di Lyon Perancis. Secara resmi profesi dokter hewan saat ini di dunia telah berumur 250 tahun. 

Awal mulanya pendirian sekolah kedokteran hewan ialah atas usulan dari Henri-Léonard Bertin kepada pemerintah Louis XV, usulan ini di prakarsai oleh Claude Bourgelat's untuk mempromosikan pencegahan penyakit ternak, perlindungan tanah penggembalaan dan pelatihan petani. Atas usulan tersebut pemerintah Louis XV akhirnya mendirikan sekolah kedokteran hewan di Lyon Perancis. Bourgelat's merupakan orang pertama yang ditunjuk untuk mengurus sekolah kedokteran hewan ini

Sekolah kedokteran hewan di Lyon resmi dibuka pada tanggal 4 Agustus 1761. Di sekolah inilah pertama kali diajarkan secara resmi prinsip-prinsip dan metode pengobatan penyakit pada hewan ternak secara umum. Pada februari 1762 sekolah kedokteran hewan Lyon mulai menerima mahasiswa pertamanya. Bangunan dari sekolah kedokteran hewan Lyon terdiri dari dua bangunan yang masing-masing menghadap pada halaman yang luas. Memiliki sebuah kamar bedah untuk hewan besar yang mampu menampung 28 ekor kuda dan dua kandang yang lebih kecil yang memungkinkan untuk isolasi untuk hewan sakit. 

Salah satu keberhasilan dari pembangunan sekolah ini ialah keberhasilan siswa-siswa nya untuk mencegah dan mengatasi penyakit epidemi yang mewabah pada saat itu. Keberhasilan tersebut menyebabkan kepercayaan raja Louis XV semakin meningkat sehingga kemudian sekolah kedokteran hewan di Lyon dirubah namanya menjadi 'Veterinary Royal School ' pada tahun 1764 yang merupakan sekolah yang di akui pemerintahan Louis XV dan akan dijadikan sebagai sekolah nasional. Selain itu, keberhasilan sekolah kedokteran hewan Lyon juga memprakarsai pembentukan sekolah kedokteran hewan selanjutnya di Perancis. Salah satunya ialah sekolah kedokteran hewan yang kedua yaitu Sekolah kedokteran hewan Alford pada tahun 1765.  Sekolah kedokteran hewan Alford secara resmi didirikan pada  bulan Oktober 1766.

Di sekolah kedokteran hewan Alford terdapat tiga kurikulum yang diajarkan pertama ialah Kurikulum klasik yang sama diajarkan di Lyon, kemudian Kurikulum untuk peternakan dan kurikulum khusus yang ditujukan untuk dokter hewan militer. Semua pendiri sekolah kedokteran hewan di daerah Eropa dilatih di Lyon dan Alford sampai menjelang akhir abad ke-18. Di kedua sekolah kedokteran hewan pertama di dunia inilah orang-orang yang berasal dari Perancis atau dari luar Perancis mempelajari prinsip-prinsip mendasar dan seni baru dari kedokteran hewan.

Dalam pendirian sekolah kedokteran hewan pertama di dunia Claude Bourgelat's memegang peranan penting. Pemikiran-pemikiran beliau banyak dijadikan dasar dalam prinsip sekolah kedokteran hewan di Lyon salah satunya ialah 'The doors of our Schools are open to all those whose duty it is to ensure the conservation of humanity, and who, by the name they have made for themselves, have won the right to come and consult nature, seek out analogies and test ideas which when confirmed may be of service to the human species.'

Selain menyumbang pemikiran dalam pengembangan sekolah kedokteran hewan di dunia, Bourgelat's juga menciptakan kolaborasi ilmu kedokteran hewan dengan ilmu bedah pada manusia di Lyon. Dia merupakan seorang ilmuan yang berani menyarankan untuk mempelajari  biologi dan patologi hewan  sehingga akan membantu meningkatkan pemahaman tentang biologi dan patologi manusia. Kedokteran modern tidak akan muncul tanpa konsep ini.


Sumber : www.vet2011.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distemper pada Anjing

Canine Distemper merupakan   salah satu penyakit penting pada anjing yang dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi . Tingkat kematian akibat Canine distemper pada anjing menempati urutan kedua setelah rabies (Deem et al . 2000).   Canine distemper disebabkan oleh adanya infeksi Canine distemper virus dari genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae. Gejala klinik yang ditimbulkan sangat bervariasi. Gejala klinis yang timbul akibat infeksi virus distemper dapat beragam, tergantung organ yang diserang. Virus distemper umumnya dapat menyerang beberapa sistem organ seperti sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem saraf dan kulit.   Infeksi canine distemper virus menyebabkan adanya lesio khas pada kulit yaitu Footpad Hyperkeratosis yang biasa disebut dengan Hard Pad Disease   ( Koutinas et al. 2004).   Gambar 1. Anak Anjing (Dokumentasi Pribadi) Canine distemper pertama kali di isolasi oleh Carre pada tahun 1905. Penyakit ini tersebar di...

Kasus Displasia Abomasum pada Sapi

Displasia Abomasum (DA) merupakan suatu kondisi dimana terjadi perpindahan abomasum dari lokasi yang sebenarnya.  Umumnya kasus DA banyak terjadi pada sapi perah ( Friesian Holstein ) yang memiliki produksi susu yang tinggi. Kasus ini biasanya terjadi pada akhir masa kebuntingan berkisar 2 minggu sebelum kelahiran (2 minggu prepartus ) dan pada awal masa laktasi yaitu sekitar 8 minggu setelah kelahiran (8 minggu post partus). Selain sapi, kasus DA juga dapat terjadi pada jenis ruminansia lainya, walaupun kasus pada rumininasia lainnya jarang terjadi.

Stud tail ( Feline Tail Gland Hyperplasia)

Pernah punya kucing yang ekornya selalu kotor berwarna hitam , kadang berkerak, bahkan sampai bisa menyebabkan kebotakan? Klo teman-teman punya kasus serupa ini biasa disebut Stud tail   atau istilah kerenya Feline Tail Gland Hyperplasia. Pengertian Kasus Stud Tail merupakan suatu kondisi ketika ekor kucing jantan memiliki kelenjar Apokrin ( keringat )   dan kelenjar Sebaceus ( minyak) yang aktif pada bagian atas ekor. Kelenjar ini menghasilkan hipersekresi lilin yang membuat lesi kucing menjadi berkerak dan membuat kerontokan pada rambut (bulu). Jika kondisi ini sudah parah, maka bisa membuat ekor kucing menjadi rentan terhadap infeksi bakteri dan menyebabkan bau tak sedap. Kasus ini umumnya terjadi pada kucing jantan walaupun demikian tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada kucing betina. Selain di bagian ekor kondisi ini juga bisa terjadi dibagian bawah dagu kucing. Penyebab Pada kasus ini ternjadi hiperplasia pada kelenjar sebaceus dan apokrin sehingga terjadi...