Langsung ke konten utama

Postingan

Meat and Bone Meal (MBM) dari Sapi sebagai Bahan Pakan Unggas: Manfaat, Tantangan, dan Regulasi

  Meat and Bone Meal (MBM)  adalah produk hasil pengolahan limbah hewan, terutama dari bagian-bagian yang tidak dikonsumsi manusia seperti tulang, daging sisa, dan jaringan ikat. Produk ini kaya akan nutrisi, terutama protein , mineral (seperti kalsium dan fosfor), serta  asam amino esensial , sehingga sering digunakan sebagai bahan pakan dalam industri peternakan, termasuk untuk unggas, babi, dan hewan peliharaan. Dalam proses pembuatanya MBM sudah melewati berbagai macam tahapan mulai proses sterilisasi dengan pemanasan bahan baku dengan suhu tinggi untuk membunuh bakteri, virus, dan patogen lainnya. Bahan yang telah disterilisasi dikeringkan untuk mengurangi kadar air. Bahan kering digiling menjadi tepung halus yang siap digunakan sebagai bahan pakan. Dalam proses penggunaannya MBM   tidak lepas dari berbagai tantangan, termasuk risiko penyakit, regulasi ketat, dan kebutuhan akan teknologi deteksi yang canggih.   Manfaat Nutrisi MBM dalam Pakan Ungga...
Postingan terbaru

Kasus Periodontal pada Hewan Kesayangan

Penyakit periodontal merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang umum terjadi pada hewan kesayangan, terutama anjing dan kucing. Infeksi bakteri seperti Porphyromonas gulae dan Porphyromonas gingivalis berperan dalam perkembangan penyakit ini. P. gulae sering terdeteksi pada anjing dan kucing dengan penyakit periodontal yang parah, termasuk kehilangan gigi dan peradangan mulut yang signifikan (Pérez-Salcedo et al., 2013). Sementara itu, P. gingivalis, meskipun lebih sering dikaitkan dengan manusia, juga ditemukan pada kucing dan berkontribusi terhadap masalah kesehatan mulut yang serupa (Pérez-Salcedo et al., 2015). Diagnosis dan Perawatan Diagnosis infeksi bakteri Porphyromonas pada anjing dan kucing dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain: Pemeriksaan fisik rongga mulut oleh dokter hewan. Kultur bakteri dari plak atau jaringan periodontal yang terinfeksi. Teknik molekuler seperti PCR untuk identifikasi spesifik spesies Porphyromonas. Radiograf...

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah (RBC) atau eritrosit merupakan sel tubuh yang terspesialisasi untuk ransportasi oksigen (O2) dan karbokdioksida (CO2). Sel RBC atau eritrosit pada hewan mamalia berbentuk bikonkaf dan tanpa inti. Struktur ini meningkatkan luas permukaan untuk pertukaran gas dan fleksibilitas untuk melewati kapiler sempit (Pretini et al., 2019). Komponen utama RBC meliputi air (61%), protein (32%, sebagian besar hemoglobin), karbohidrat (7%), dan lipid (0,4%) (Olver et al., 2010). Struktur dan Fungsi Eritrosit Membran RBC terdiri dari protein dan lipid yang menjaga fleksibilitas serta integritas sel. Sitoplasma padat dengan hemoglobin, protein yang mengandung zat besi penting untuk pengikatan dan pengangkutan oksigen. Fungsi Utama 1.       Transportasi Oksigen: Hemoglobin mengikat oksigen di paru-paru dan mendistribusikannya ke jaringan. 2.       Pengangkutan Karbon Dioksida: RBC membawa karbon dioksida dari jaringan kembali ke...

Kolik pada Kuda

  Kolik pada kuda mengacu pada rasa sakit perut yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang memengaruhi organ perut ( Bowden et al., 2020) . Penyakit gastrointestinal akut adalah penyebab paling umum dari kolik pada kuda. Kolik merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada kuda. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sekitar 20% kasus kolik yang muncul adalah kasus kritis yang memerlukan perawatan intensif, operasi, euthanasia, atau bahkan berujung pada kematian. Sekitar 16% dari kasus kolik berakhir dengan euthanasia atau kematian, menekankan bahwa kolik merupakan masalah kesehatan dan kesejahteraan yang signifikan bagi kuda ( Curtis et al., 2019). Penelitian lainnya menyebutkan bahwa k olik pada kuda dapat terjadi dengan frekuensi 3,5 hingga 10,6 kejadian per 100 ekor kuda per tahun. Angka ini bervariasi tergantung pada populasi kuda dan kondisi peternakan. Dalam sebuah penelitian, perbedaan antar peternakan menunjukkan insiden mulai dari 0 hingga 30 kejadian per 1...

Ketika Kecoa Bersekutu dengan Patogen: Bahaya yang Terabaikan

Kecoa  Kecoa (cockroach) adalah salah satu serangga yang sering mengganggu kehidupan manusia. Hewan ini telah menghuni bumi selama hampir 300 juta tahun, menjadikannya salah satu makhluk tertua di planet ini. Tersebar hampir di seluruh dunia, kecoa lebih menyukai lingkungan hangat dan lembap, sehingga jarang ditemukan di daerah kutub. Di Indonesia, kecoa yang sering ditemui meliputi kecoa Amerika ( Periplaneta americana ), kecoa Jerman ( Blattella germanica ), dan kecoa Oriental ( Blatta orientalis ) ( Ifeanyi & Olawumi, 2015).  Selain jenis umum tersebut, Indonesia juga menjadi rumah bagi kecoa terbesar di dunia yang ditemukan di hutan Kalimantan Timur pada tahun 2004, dengan ukuran mencapai 8 cm. Secara fisik, kecoa memiliki tubuh pipih, antena panjang, serta kaki kuat. Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat terang hingga hitam, tergantung spesies. Struktur tubuh dan kemampuan adaptasinya memungkinkan kecoa bertahan dalam berbagai kondisi, bahkan di lingkungan ekstrem ( ...

Facial Dermatitis pada Kucing Persian dan Himalayan

  Facial Dermatitis  kucing Persia. Kotoran yang melekat dan berwarna gelap seperti lilin menutupi bulu wajah. Peradangan relatif sedang, meskipun terdapat banyak kotoran ( Gross et al., 2005) Facial Dermatitis pada kucing Persia dan Himalaya adalah kondisi langka, kompleks, dan progresif yang menyerang area wajah. Kondisi ini ditandai dengan material hitam pada kulit dan bulu, eritema, serta ekskoriasi, dan sering kali disertai gejala lain seperti otitis eksterna dan infeksi sekunder. Penyebab pastinya belum diketahui, namun faktor genetik diduga berperan. Facial dermatitis ini biasanya ditemukan pada kucing Persia muda berusia antara 10 bulan hingga 6 tahun, dengan usia rata-rata berkisar 2,5 tahun, dan lebih sering terjadi pada kucing jantan dibandingkan betina ( Gross et al., 2005).   Facial Dermatitis  pada kucing Persia. Debris yang melekat lebih sedikit dibandingkan dengan kucing pada gambar sebelumnya. Terdapat ekskoriasi traumatik dan alopesia, yang mengi...